“Jika Aku Tua.. “

Pesan Ayah dan Ibu untuk anaknya :

Jika aku tua nanti,
Mengertilah terhadapku,

Jika aku lupa cara mengikat sepatuku,
Ingatlah saat ku dulu mengajarimu

Kalau aku berulang-ulang mengatakan sesuatu, bersabarlah mendengarkanku
Jangan memutus bicaraanku,
walau sudah bosan telingamu

Jika aku seketika lupa pembicaraan kita,
Berilah aku waktu untuk mengingatnya
Bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asal kau ada mendengarkan disampingku

Saat kau kecil aku harus mengulang cerita,
Yang telah beratus kali kubacakan agar kau tertidur dan gembira.

Jika aku tua nanti, rengkuhlah jemariku ini, beri aku perhatianmu yang tak pernah henti

Kalau aku perlu kamu memandikanku, janganlah marah kepadaku,
Ingatlah, sewaktu kecil aku harus memakai seribu cara untuk membujukmu

Kalau aku tak paham berita atau hal baru, janganlah mengejekku,
Ingatlah dahulu aku harus bersabar menjawab setiap “mengapa” darimu

Jika nanti aku lemah dan tak sanggup berjalan lagi, Ingatlah saat kau dulu belajar menapakkan kaki.

Ulurkanlah tanganmu yang masih kuat untuk memapahku, seperti saat aku dulu mendampingimu.

Kini, temani aku jalani sisa usiaku, Berikan kasih tulus mu,
Kan ku balas dengan rasa syukurku, ridhaku serta cinta tak terhingga untukmu

Jika aku tua nanti,
Kelak kan tiba waktuku untuk pergi,
Panjatkanlah selalu doamu pada yang Maha Tinggi,
Karena permohonanmu kan melesat bagai cahaya menerangi dalam kuburku

Jangan kau tangisi dan ratapi aku dengan kesedihanmu,
Berdoa dan perbanyaklah amal baikmu, Doa anak saleh yang kan membantu dan jadi pelita dalam kuburku..

Jadilah orang yang berbakti,
Isi hidup dengan hal yang berarti, agar kelak Dia kan mempertemukan kita kembali Ditaman surgaNYA yang abadi.

I Love U mom & dad. :*

2 Komentar

Ode Buat Kota

Ode Buat Kota
by Bangkutaman
tuk suara bisik di tiap jalan
tuk suara kaki yg berlalu lalang
tuk suara sirine raja jalanan
tuk suara sumbang yg terus berdentang
na na na
di sinilah aku dibesarkan
di hamparan sungai yg kian hitam
di ujung jalan sempit yg terus tergenang
di bawah jembatan ku bernyayi rriang
na na na
bernyanyi untuk dia yang kesepian di tengah malam
bernyanyi untuk dia yang tak bisa pulang
bernyanyi untuk dia yang membunuh waktu di tengah kebosanan
bernyanyi untuk dia yang sendiri dan kesepian
na na na
tuk mereka yg selalu ada di televisi
tuk mereka yg saling menipu diri
tuk mereka yg lari di lingkaran setan
untuk mereka yg selalu bermain perang
na na na
Pantas banget di nobatkan sebagai 20 Album Terbaik Indonesia 2010 versi Rolling Stone . Lagu yang enak di dengar. Lagu singkat yang maknanya sangat dalam.. Itulah gambaran kota Jakarta saat ini dalam beberapa bait lagu.. Sukses terus Bangku Taman.
Dipublikasi di sembarang | Meninggalkan komentar

Pazza Inter Amala

PAZZA INTER
Lo sai per un gol
io darei la vita….la mia vita
Che in fondo lo so
sarà una partita….infinita
E’ un sogno che ho
è un coro che sale….a sognare
Su e giù dalla Nord
novanta minuti …per segnare
Nerazzurri
noi saremo qui
Nerazzurri
pazzi come te
Nerazzurri
Non fateci soffrire
ma va bene… vinceremo insieme!
Amala!
Pazza Inter amala!
E’ una gioia infinita
che dura una vita
Pazza Inter amala!
Vivila!
questa storia vivila
Può durare una vita
o una sola partita
Pazza Inter amala!
E continuerò
nel sole e nel vento… la mia festa
Per sempre vivrò
con questi colori…. nella testa
Nerazzurri
io vi seguirò
Nerazzurri
sempre lì vivrò
Nerazzurri
questa mia speranza
E l’assenza
io non vivo senza!!!
Amala!
Pazza Inter amala!
E’ una gioia infinita
che dura una vita
Pazza Inter amala!
Seguila!
in trasferta o giu’ in città
Può durare una vita
o una sola partita
Pazza Inter amala!!!
Là in mezzo al campo c’è un nuovo campione
È un tiro che parte da questa canzone
Forza non mollare mai!!!
AMALA!!!
Amala
Pazza Inter amala!
È una gioia infinita
che dura una vita
Pazza Inter Amala!!!
Pazza Inter Amala!!
AMALA!!!

Dipublikasi di sembarang | Meninggalkan komentar

Kenapa kamu melakukan perjalanan..?

Setelah main-main ke OANC dan Travellers kaskus, baca-baca catper (catatan perjalanan) di dalamnya. Jadi rindu jaman-jaman SMA dulu masih banyak waktu untuk bersama teman baik di PALA maupun teman main yang bisa di ajak gila kemana-mana. Masih ingat nge-gembel ke Jogja untuk ikut Lomba Panjat Tebing Se-Jawa Bali tingkat SMA walaupun gak bisa dapat juara tapi sangat membekas atau ke pantai Teleng di Pacitan ber 4 nge gembel juga. Jalan kaki dari terminal sampai ke pantai, lumayan jauh dulu kayaknya. Trus bikin tenda sengaja di sebelah backpaker lain, trus nebeng minta makan juga. Tidur di gigit nyamuk pantai yang kecil tapi ganas. Pulang jalan kaki lagi, minta air kelapa di jalan tapi suruh metik sendiri… Bener-bener gila, tapi hati rasanya tenang dan nyaman menjalani, tanpa beban..

pantai.JPG

Ingat juga naik ke gunung kecil di ponogoro Pringgitan namanya, kalau udah sampai di deket puncak viewnya mantap pas mengarah ke kota Ponorogo.. Disini bawa persedian air dikit banget, minta air dapatnya air tadah hujan yang udah berwarna (ada jentik nyamuknya lagi, parah) tapi tetep kepakai buat masak mie instan.. Gila-gila….. Jangan-jangan ini yang bikin badan sampai sekarang gak bisa gemuk 😀 . Ada juga pengalaman ikut lomba lintas alam di Caruban, gak sangka SMA ku dapat juara 1 dan merebut piala bergilir Bupati kalau gak salah..

bunaken.JPG

Itulah cerita-cerita petualangan di jaman dulu, mungkin dulu uang tidak ada. Gear pun seadanya, kalau mau jalan pun harus pinjam sana dan pinjam sini.. Dari modal itu pun kegiatan tetap dijalankan yang penting bisa kumpul dan berpetualang.. Dulu esensi dan makna dari setiap pejalanan ini belum pernah ku pikirkan, kenapa aku harus capek-capek melakukan perjalanan.. Sudah begitu, duit tidak ada.. Hal ini beberapa kali ditanyakan oleh beberapa teman.. Waktu itu aku belum bisa menjawab, cuma sebatas bisa menjawab ingin bebas, cari pengalaman baru, melihat indahnya alam ciptaan Tuhan YME.

prambanan.JPG

Jawaban itu sepertinya tidak salah, tapi apakah harus dengan melakukan perjalanan..? i don’t know

Usia mulai bertambah, teman datang dan pergi silih berganti.. Sedikit banyak dari teman dekat ini walaupun sudah tidak pernah kontak lagi tapi masih membekas di hati kenangan-kenangan dan harapannya ketika itu.. Susah mencari teman yang mengerti dan se arah pikiran (banyak teman yang bilang pikiran saya agak aneh, semoga bukan gila 😀 ). Semenjak kuliah juga, kegiatan traveller ini tidak pernah terurusi.. Dan ternyata memang ada yang kurang, batin terasa kosong.. Tapi selama kuliah tergantikan oleh banyaknya teman yang sudah menjadi keluarga di perantauan, yang paling mengerti jalan pemikiran saya..

puncak.JPG

Selepas kuliah, dapat kerjaan di surabaya.. Kerjaan yang benar-benar seperti di penjara, diatur sedemikian rupa hingga liburpun tidak bisa memilih.. Ahh jengah sudah hidup seperti itu, dapat kesempatan di Jakarta langsung ambil saja tanpa pikir panjang.. Ternyata tidak jauh berbeda (inilah bentuk kolonialisme model sekarang 😀 ) kita hanya di perbudak oleh materi yang ujungnya adalah uang, so enterpreneur harga mati. Tapi paling tidak di tempat kerja baru ini sedikit ada petualangan yang saya alami. Mulai dari Denpasar, Ambon, Balikpapan, Makasar hingga Manado.. Di tempat ini cita-cita semasa SMA untuk sekedar snorkeling di Bunaken kesampaian… Dari sini hasrat untuk kembali menggila itu muncul lagi ? tapi siapakah yang masih mau seperti itu ? Yang ada kalau saya mau mengajak jalan teman pasti tanya, tidur dimana?naik apa?makan nanti seperti apa? Ah sudah pasti yang ada di pikiran mereka minimal homestay yang bersih, menikmati wisata kuliner yang lezat, naik kereta minimal bisnis atau bis AC yang nyaman.

Padahal perjalanan yang ingin aku lakukan ini jauh dari hal-hal seperti itu. Ingin kembali melakukan perjalan di kapal trus ngobrol tentang pengalaman seorang nelayan di pulau seribu yang memang asli sana, atau ngobrol sama seorang penunggu pulau yang sendiri menjaga dan merawat pulau tersebut, atau ngobrol sama seorang mancing mania tulen tapi uang paspasan. Itulah pengalaman-pengalaman yang tidak bisa saya temukan kalau saya tidak mencari.. Sangat sedikit ada buku yang bisa menceritakan kehidupan mereka secara apa adanya seperti yang saya lihat.. Ingin juga kembali melihat alam secara langsung bukan hanya di foto, karena ini lah dunia saya berdiri, melihat dan mendengar… Memang pada akhirnya ini harus berkurang atau bahkan berhenti sama sekali. Tapi semoga kedepan masih banyak perjalanan-perjalanan yang bisa saya lakukan untuk tetap merasakan menginjak bumi dan berteduh di langit.. Tidak menjadi orang yang kehabisan waktu hanya mengejar materi…

Bebarapa quot orang-orang yang luar biasa :

“Sebuah negara tidak akan pernah kekurangan seorang pemimpin apabila anak mudanya sering bertualang di hutan,gunung dan lautan” Sir Henry Dunant

“here can be no happiness if the things we believe in are different from the things we do” Freya Stark

“Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth.” Walt Whitman

“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya seperti monyet yang dikurung didalam kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras, diusap oleh angin, dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil. Dan orang-orang seperti kita tidak pantas mati di tempat tidur.” (Soe Hok Gie 1969)

” Sak duwur duwure gunung, isih duwur dengkul.
Sak duwur duwure dengkul, isih duwur gundul.
Sak duwur duwure gundul, isih duwur kang MAHA LUHUR. “

Dipublikasi di Pemikiran-Ku | Meninggalkan komentar

Pulau Pramuka – Pulau Semak Daun (Kepulauan Seribu)

Coba nulis catper (catatan perjalanan) lagi setelah terakhir nulis explorer Tondano, kali coba nulis tentang trip ke Pulau Seribu yang masuk wilayah pemerintahan provinsi DKI Jakarta dengan ibu kota Pulau Pramuka pada tanggal 25-26 Desember 2010 (kebetulan pas hari libur).. Selamat mencermati 😀

Setelah di rencanakan kurang lebih 2 minggu mulai dari jadwal, uang, penginapan, sewa tenda, peserta dan hal kecil-kecil lainnya. Dimulai dari email ke temen-temen yang di tanggapi dengan antusias, sampai pada H-1 saya dengan mas Teguh sewa tenda ke Jejak Adventure Community di daerah Jakarta Timur (seberang Buaran Teater).. Prepare sudah lengkap semua, temen dari Cikarang pun sudah datang jam 20:00 ke Jakarta untuk bermalam dulu di kos..

prepare.JPG

barang bawaan + tenda

Pagi-pagi jam 04:00 alarm sudah berbunyi, langsung bangun untuk persiapan terakhir.. Sebagian banyak yang males mandi, mungkin terlalu pagi 😀 ,setelah kumpul semua langsung berangkat ke Shelter Busway BI untuk melanjutkan perjalanan ke arah Grogol.. Sampai Grogol sekitar pukul 06:00 langsung cari angkot arah Muara Angke, sampai pelabuhan ternyata disana udah ramai banget sama pengunjung-pengunjung lain yang mau ke Pulau Seribu. Tanya sana tanya sini dapat kapal yang berangkat ke Pulau Pramuka, langsung dech masuk dan termasuk 10 penumpang pertama di kapal. Ambil pelampung, taruh tas dan sendal langsung duduk manis untuk menikmati perjalanan kurang lebih 2,5 jam.. Ngobrol kanan kiri, foto-foto tiduran sama ngemil, kerjaan itu aja yang dilakukan dalam perjalan di kapal..

suasana_muarangke.JPG

suasana muara angke

suasana_kapal.JPG

di dalam kapal

kapal_berangkat.JPG

telpon di pinggir kapal

Sekitar pukul 10:30 kapal gak kerasa udah merapat di Pulau Tidung (baru tau kalau kapal ke arah Tidung dulu baru ke Pramuka wah lumayan buang waktu, mending tadi cari kapal yang langsung ke Pramuka). Sempat ada gangguan di sini, kantor telpon kasih info ada gangguan link backhaul (tidakkkkk, setelah di cek cuma masalah di monitoringnya aja).. Setelah selesai bongkar muat penumpang, kapal lanjut lagi perjalanan ke P Pramuka.. Mulai agak bosen akhirnya kapal sampai juga di P Pramuka.. Langsung turun cari-cari tempat makan, dapat warung makan seadanya tapi lumayanlah dari pada tidak terisi nasi sama sekali (dari pagi-pagi berangkat cuma sarapan roti).. Perut sudah terisi lanjut sholat di masjid sambil istirahat sebentar, sambil tanya sani sini lagi cari penyewaan kapal+alat snorkeling lengkap.. Akhirnya Prila sama Anggun (yang bersangkutan ngambek kalau gak di masukin) dapat orang yang sewain peralatan+kapal dengan harga yang wajar dan kantong keree.. 😀

pramuka.JPG

dermaga pulau Pramuka

pintu pramuka.JPG

foto keluarga

Barang bawaan semua sudah di masukkan kapal, langsung kita kita berangkat snorkeling dan putar-putar sekitar pulau.. Pertama ke Pulau Air untuk melihat lihat dan latihan dulu (temen-temen banyak yang belum pernah snorkeling di tambah tidak bisa berenang 🙂 ).. Selesai pemanasan langsung menuju spot snorkeling,.. wah mantap bener sayang belum bisa mengabadikan (langsung dech pulang nabung buat beli aquapac DSLR, lumayan kalau buat snorkeling) bersih dan asri sulit kalau cuma di ucapakan dengan kata-kata lebih baik langsung di coba, di sini ada temen yang jackpot gara-gara masuk angin.. Ck.ck tetap semangat kawan, perjalanan masih panjang 😀

kapal kecil.JPG

kapal ke Semak Daun + snorkeling

pulau air.JPG

Pulau Air

Gak terasa udah jam 16:30 aja, kita langsung berangkat ke P Semak Daun untuk bikin basecame disana.. Di sambut sama bapak penjaga pulau, minta ijin untuk bermalam di pulau terus cari tempat terbuka untuk mendirikan tenda.. Kapal yang membawa rombongan kami langsung melanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka untuk besok pagi menjemput kami kembali.. Jalan kaki putar-putar pulau sambil lihat pemandangan tidak lupa foto-foto matahari tenggelam di ujung pulau. Lalu diputuskan lah area di dekat rumah pondokan bapak penjaga pulau.. Bongkar tas langsung pasang tenda, setelah 2 tenda selesai di pasang.. Barulah teman-teman sadar kalau perbekalan yang di bawa tidak memadaii.. Cuma tersisa beberapa roti, pop mie sama mie instann.. Waduh kacau nich ???… Karena takut kelaparan tanya sama anak bapak penjaga pulau yang ternyata mau masakin makanan (lumayan di pulau terpencil seperti itu masih dapat nasi + mie) jadilah kami pesan mie 7 porsi di tambah nasi 1 bakuulll.. Kenyang sudah untuk malam yang gelap gulita di Pulau Semak Daun.. Mengisi acara setelah makan karena masih jam 20:00, coba menyalakan api unggun gagal total kayu pada basah semua selain itu jarang ada kayu. Akhirnya acara diisi dengan gelar matras dan ponco, duduk-duduk di atasnya berbagi cerita dengan teman-teman di terangi cahaya bulan dan bintang yang terang.. Tak terasa mungkin karena capek teparlah 7 bocah di pinggir pantai, sambil mendengarkan desiran ombah..

snorkling2.JPG

snorkeling

semak daun.JPG

pedalam Pulau Semak Daun

Jam 00:00 terbangun gara-gara angin yang makin kencang di pinggir pantai, bangunin cewek-cewek yang ketiduran untuk pindah ke tenda takut masuk angin.. Setelah 2 orang cewek pindah ke tenda A, disusul 2 orang temen cowok ke tenda B sisanya 3 orang cowok pindah gelar matras dan ponco di rumah kayu pinggir pantai.. Lanjut lagi untuk tidur.. Jam 03:00 hujan deras di sertai angin membuat kami ber3 terbangun, ambil handphone sms temen-temen cewek di tenda yang ternyata juga udah terjaga ketakutan kalau tendan roboh atau tersambar angin.. Setelah hujan mulai reda gak kerasa ketiduran lagi.. Pagi-pagi cewek-cewek sudah datang bangunin di rumah kayu pinggir pantai ngajakin lihat matahari terbit yang ternyata malu-malu karena masih mendung pagi itu..

bikin tenda.JPG

mendirikan tenda sewaan

sunset.JPG

matahari tenggelam

Bangun pagi di selimuti udara pantai yang segar, melihat laut yang tenang.. Nyaman sekali pagi ini, menyejukan hati.. Jam 07:00 udah ada saja kapal yang datang untuk nganterin pengunjung berlatih snorkeling di pinggir pantai Pulau Semak Daun. Acara di lanjut berenang sebentar di pantai pagi hari yang segar, lalu bilasan juga pake air laut (sumur di pulau ini asin juga walaupun bersih).. Langsung bongkar tenda, kebetulan bapak yang punya kapal sudah datang.. Selesai bongkar tenda dan packing, tiba-tiba hujan mulai turun di pulau. Takut kehujanan di perjalanan, jadi tunggu hujan agak reda dulu sambil menikmati sisa-sisa roti sama pop mie..

biru.JPG

biru

makan malam.JPG

menu makan malam

Hujan telah reda, kapal sudah siap di dermaga. Setelah berpamitan dengan bapak penunggu pulau kapal langsung cabut menuju Pulau Pramuka. Dalam perjalanan yang di selimuti mendung yang hitam membuat laut yang biasanya ramai dengan kapal wisatawan yang mengantar snorkeling menjadi sepi. Sebelum sampai di Pulau Pramuka sempat memutari Pulau Panggang yang memang terlihat lebih padat dan ramai dengan rumah. Sampai di Pulau Pramuka berpisah dengan bapak penyewa kapal setelah melunasi sewa kapal dan meminta nomer handphone.. Sambil menunggu kapal kembali ke Jakarta-Muara Angke di sempatkan jalan-jalan keliling Pulau Pramuka sekalian cari makan siang.. Gak di sangka ketemu penjual pentol yang asli Solo sama anak magang jurusan kelautan kalau gak salah yang orang Semarang (gak nyangka banget).. Jam sudah pukul 13:00 kapal terakhir menuju Jakarta sudah bersiap dan ternyata sudah penuh, untungnya tidak ketinggalan.. Bisa gawatt… (uang sudah pas-pasan dan di sini tidak ada ATM).. Foto-foto sebentar langsung kapal dengan cepat berangkat menuju kembali ke kota terpolusi di Indonesia.. Badan yang sudah lelah membuat acara pulang ini hanya di isi dengan tidur, sempat berbincang dengan penumpang lain yang berasal dari Jawa Timur juga tapi sudah menetap di Jakarta. Pertama kali juga ke Pulau Pramuka, tapi tujuan beliau untuk mancing.. Wah seru banget dari ceritanya, kebayang dech apa yang di lihat di acara trans7 Mancing Mania..

Sore hari jam 16:00 sampai lah kami di dermaga Muara Angke, jalan sebentar langsung naik angkot arah Grogol. Langsung pindah Busway turun di BI… Lengkap sudah perjalan kali ini capek dan pegalll,.. tapi puassss…… Next trip semoga lebih seru Karimun Jawa, G Lawu, G Gede.

Rincian biaya yang harus dibawa (pulau seribu tidak ada ATM):

  1. Kapal Muara-Angke Jakarta (PP) = Rp 60.000,- / orang
  2. Angkot meting point-Angke (PP) = Rp 16.000,- / orang
  3. Sewa Tenda = Rp 15.000,- / orang
  4. Kapal snorkeling dan keliling-keliling pulau = Rp 300.000,- / kapal
  5. Alat snorkeling lengkap = Rp 35.000,- / orang
  6. Tips penjaga pulau = Rp 60.000,- / kelompok
  7. Sekali makan rata-rata = Rp 15.000,- / orang
Dipublikasi di kegiatan | 9 Komentar

Jakarta-Madiun-Ponorogo-Tulungagung (PP)

Sudah sekitar 2 minggu sebelum tanggal 8 Januari 2011 perjalanan ini di rencanakan, setelah dapat undangan yang lumayan cukup mengagetkan di milist telkom maupun milist goodle.. Akhirnya mbak ku nikah juga dengan seorang teman yang cukup aku kenal juga.. Selamat ya Mbak semoga jadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah.. Buat Endro selamat juga ya, salut banget bro atas perjuangannya hingga akhirnya hari bahagia itu datang juga.. Semoga kalian selalu di limpahkan berkah dan rahmat…

Tepat jumat sore 7 Januari 2011 jam 15:00 setelah minta ijin ke bos langsung cabut menuju st Tanah Abang. Sesuai jadwal kereta Ekonomi Brantas tujuan Kediri berangkat jam 15:45. Udah duduk enak, udah naruh tas, tinggal tidurnya aja.. Sempat ngobrol dulu sama penumpang yang lain bentar dan tak bertahan lama, 1 jam kemudian udah tepar.. Bangun sebentar untuk makan sama beli minuman habis 10 ribu.. Makan beres beberapa menit kemudian tepar lagi..

Jam 05:00 bangun, kereta udah nyampai daerah jawa timur. Siap-siap bentar, sambil ngobrol-ngobrol lagi sama penumpang sebelah. Sampai di Madiun jam 06:15an, keluar stasiun udah di tunggu adik di depan gerbang.. Langsung cabut ke Ponorogo, 30 menit kemudian sudah di rumah langsung sarapan. Ngobrol-ngobrol lepas kangen sama Emak&Bapak.. Istirahat lanjut mandi, trus prepare cek motor untuk di bawa ke Tulungagung…

Jam 11:00 berangkat dulu ke rumah Bu Fendi jenguk anaknya yang baru lahir. Foto bentar si kecil, malah nangis (kaget sama blitznya). Jam 13:00 cabut pulang ke rumah dulu ambil sepatu langsung tancap ke Tulungagung (sempat mampir beli roti buat makan siang sama kaos kaki).. Jam 15:15 gak kerasa udah sampai di Trenggalek, istirahat bentar makan roti sama minum di pom bensin sekalian isi buat motor..

Sekitar jam 16:00 sampai juga di rumah mbak, setelah sempat ke bablasan sampai masuk kota Tulungagung segala dan tanya sana tanya sini. Kontak temen yang udah sampai duluan, langsung di jemput di depan rumah trus parkir kendaraan.. Ngobrol-ngobrol sama yang jemput, dah lama banget rasanya gak ngobrol dengannya,,.Inget jaman dulu di traktir martabak(terangbulan) di depan kos doi sambil ngobrol ngalur ngidul gak jelas.. Hingga waktu gak kerasa udah mau maghrib, mempelai cowok datang menghampiri.. Mantap dah teman seperjuangan, teman sebagai inspirasi, teman sebagai rival yang selalu memotivasi.. (salut buat mu mas Endro, sampai sekarang aku belum bisa mendekati prestasi-prestasimu). Kapan-kapan kita sharing lagi ya friend..

Menginjak malam, setelah mandi terus dandan dikit pake baju batik. Kumpul sama temen-temen yang lain, lihat proses pernikahan mbak Yuni sama Endro. Berjalan lancar walaupun hujan mengguyur sampai acara selasai.. Sempat foto-foto bentar ke pengantin, kena semprot sama tukang foto yang asli.. Blitsnya ganggu oiii.. 😀

Akhirnya foto-foto pake 1000D kesayangan di hentikan, lanjut makan aja dech.. Lalu foto sama pengantin (tapi yang foto tukang aslinya) terus nunggu acara bubar… Di siapin tempat sama nyonya rumah untuk tempat tidurnya, ngobrol-ngobrol layaknya reuni kecil-kecilan mengingat jaman perjuangan kuliah 3 tahun yang laluu.. Friends i miss u, i like this moment , i hope this could happen again…

Gak kerasa jam sudah menunjukkan pukul 00:00, badan udah pegel semua.. Satu persatu udah mulai terlelap…, lalu terdengar suara alarm dari handphone Angga bangun tiba-tiba jam udah menunjuk pukul 05:00 langsung absen. Eh pas balik udah pada bangun semua.. Lalu Yuda sama QQ langsung cabut buat jalan-jalan pagi, karena gak bawa sendal absen aja dach kayaknya lebih enak malas-malasan di rumah..

Duapuluh menit berikutnya QQ sms, nyasar gak tau dimana ??? Telp coba tanya perkiraan posisi tambah bingung, gak apal dearah sekitar situ. Karena takut nyasar lebih jauh, langsung panasin motor terus nyusul.. Pertama ke arah kota tapi dari crita ciri-ciri tempat nyasarnya beda, balik ke arah sebaliknya ketemu dech berdua lagi jalan sambil senyum-senyum 🙂

Minta bareng motor gak mau, akhirnya naik becak. Sampailah di rumah mbak.. Sambil ngobrol-ngobrol lagi, lanjut makan jam terasa lambat banget.. Tamu datang terus, pulang akhirnya jam 12:00an di antar sampai depan jalan.. Langsung tancap gas sampai ponorogo… Istirahat bentar di perbatasan Trenggalek-Ponorogo buat minum langsung lanjut lagi. Gak kerasa udah sampai di rumah aja (gak disangka cepet juga 1,5 jam Tulungagung-Ponorogo). Habis maghrib langsung ke st Madiun di antar Bapak, cabut balik ke Jakarta cari sesuap nasi…

Sampai rumah tinggal teparnya saja..

Perjalanan yang aneh memang, agak mendadak tapi terencana.. Syukur cuaca mendukung walaupun sempat hujan bentar… Sekali lagi selamat menempuh hidup baru kawan, “Barakallahu laka wa baraka’alaika, wajama’a bainakuma fi khair”

Dipublikasi di kegiatan | 3 Komentar